Pada Senin, 30 September 2019 telah berlangsung Workshop SHI di Aula FISIP S2 Untan, Kalbar. Universitas Tanjungpura Pontianak merupakan sebuah kampus unggulan di daerah Kalimantan Barat. Mafindo dengan program Stop Hoax Indonesia (SHI) bangga bisa berkolaborasi di kampus tersebut. Workshop SHI tersebut diikuti 86 peserta usia remaja. Berlangsung dari mulai pukul 10 pagi hingga tengah hari. Walau workshop ini dibarengi dengan aksi mahasiswa ke DPRD Provinsi Kalimantan Barat. Banyak peserta mengikuti workshop dengan antusiasme sampai akhir. Dan banyak dari mereka untuk ingin menerapkan langkah STOP di sekitar. Bahkan beberapa peserta bergabung menjadi relawan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia.

Peserta workshop diberikan paparan dan pelatihan langsung cek fakta. Dengan dibimbing fasilitator ibu Syarifah Ema Rahmaniah, yang juga seorang dosen. Banyak peserta mampu memahami dan menerapkan langkah STOP dengan baik. Langkah STOP merupakan singkatan dari See, Talk, Observe, dan Prevent. Dengan kata lain, saat peserta menerima informasi hoaks maka yang dilakukan antara lain: Melihat seksama sumber, karya, dan konten sebuah inform. Untuk kemudian didiskusikan dengan orang/institusi yang berkompeten. Juga memastikan informasi tersebut memiliki kaidah jurnalistik dan pedoman siber yang baik. Dan terakhir mencegah informasi hoaks menyebar dengan memberikan klarifikasinya.

Ibu Syarifah kemudian memaparkan kepada peserta video web series Keluarga Anti Hoaks. Video ini adalah pendekatan cek fakta dengan narasi super hero anti-hoaks. Dengan tetap berisi konten edukatif. Video web series Keluarga Anti Hoaks ini bercerita tentang bahaya hoaks dan cara melawannya. Tentu saja dengan menggunakan langkah STOP di atas. Dan banyak peserta workshop yang hadir cukup mampu memahami dan memberi feedback pada video tersebut.

Pada akhir workshop, feedback peserta menunjukkan kesan positif. Mereka akhirnya sadar dan berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi. Hoaks menjadi informasi yang berbahaya dan cukup merugikan. Peserta pun bersedia menerapkan langkah cek fakta dengan aplikasi Hoax Buster Tools dan langkah STOP di lingkungannya. Semoga para remaja ini nantinya akan mampu menjadi agen-agen perubahan untuk masyarakat dan keluarganya masing-masing.